Jakarta, 13 Juli 2019 – Saat ini, kondisi malnutrisi ganda di Indonesia, baik stunting maupun obesitas, masih menjadi topik yang cukup sering diperbincangkan publik. Berbagai kondisi malnutrisi pada dasarnya disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak dapat memenuhi maupun sudah melampaui kebutuhan dasar anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya. Namun, seringkali terdapat kondisi khusus pada anak yang mengharuskan orang tua memberi perhatian lebih terhadap kebutuhan nutrisinya, seperti anak dengan penyakit kanker, agar tidak mengalami malnutrisi.
Desytha Rahma Dwi Utami, External Communication Manager for Early Life Nutrition and Medical Nutrition Danone Indonesia dalam pembukaannya menyatakan, “Rangkaian kegiatan ‘Bicara Gizi’ merupakan bagian dari komitmen unit bisnis Danone divisi Specialized Nutrition di Indonesia untuk terus mendukung edukasi mengenai pentingnya nutrisi di waktu penting kehidupan, termasuk bagi pasien anak dengan penyakit tidak menular. Hari ini, kami bekerjasama dengan Yayasan Pita Kuning dalam pelaksanaan edukasi nutrisi serta kegiatan hiburan lain untuk mencegah malnutrisi kepada pasien anak dengan kanker.”
Pemenuhan nutrisi seimbang pada anak dengan penyakit tidak menular merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua. Di Indonesia, terdapat 3-5% prevalensi kanker pada anak (sebanyak 4156 kasus). Saat ini, terdapat hingga 60% pasien anak dengan kanker yang terdiagnosa malnutrisi, bergantung pada tipe kanker, jenis terapi, dan metode pengukuran. Namun data mengenai kondisi malnutrisi pada anak dengan kanker masih memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Meskipun demikian, sebuah studi di RSUP Dr Kandou Manado menunjukkan bahwa 32,3% anak berstatus gizi kurang dan 12,9% mengalami obesitas yang dinilai saat akhir induksi kemoterapi. Kanker pada anak sendiri merupakan penyebab terbanyak kematian anak di negara barat.
Dr. Mururul Aisyi, Sp.A(K) menjelaskan, “Saat ini, angka kejadian kanker pada anak mencapai 9 dari 100,000 anak usia 0-17 tahunyang tersebar di seluruh Indonesia dengan jenis yang beragam, dengan kasus yang paling sering adalah leukemia, retinoblastoma, osteosarcoma, neuroblastoma, limfoma maligna, karsinoma, dan nasofaring. Anak dengan kanker memang memiliki tantangan sendiri, terutama pada fluktuasi kebutuhan nutrisi. Walaupun demikian, bukan berarti anak dengan kanker tidak berkesempatan memiliki tumbuh kembang optimal. Justru, mereka membutuhkan asupan nutrisi yang lebih diperhatikan saat menjalani penanganan medis.”
Pasien anak dengan kanker rentan mengalami berbagai kondisi malnutrisi akibat peningkatan konsumsi energi maupun gangguan absorbsi nutrisi yang dapat disebabkan oleh penanganan/ pengobatan, atau penyakit itu sendiri. Beberapa jenis penanganan yang dapat mempengaruhi kondisi status nutrisi umumnya adalah efek samping dari kemoterapi; seperti muntah, anorexia, dan malabsorbsi; hingga peningkatan nafsu makan akibat konsumsi obat anti peradangan seperti kortikosteroid. “Padahal, penting bagi pasien anak dengan kanker dalam mendapatkan nutrisi yang optimal untuk mengimbangi beban penyakit dan mempertahankan kapasitas fungsional tubuh selama masa perawatan,” lanjut Dr. Mururul.
Steny Agustaf, Ketua Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, sebuah organisasi non-profit yang peduli akan isu kanker anak di Indonesia menjelaskan bahwa, “Dari pengalaman kami selama ini mendampingi pasien anak kanker, kami menyakini bahwa perubahan terbesar dimulai dari keluarga, khususnya orang tua kepada anaknya yg sedang menjalani perawatan kanker. Orang tua menjadi ujung tombak hidup anaknya, maka dari itu para ayah dan ibu di Pitakuning yg tangguh harus kita bekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat, salah satunya mengenal nutrisi terbaik untuk anaknya. Sehingga orang tua bisa memberikan makanan-makanan dengan nutrisi terbaik untuk anaknya dan proses perawatan bisa berjalan dengan lebih optimal.”
Terkait tantangan nutrisi yang dimiliki oleh anak dengan kanker, Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A menjelaskan, “Setiap anak yang memiliki masalah pada pemenuhan nutrisi rentan mengalami kondisi malnutrisi, apalagi anak dengan penyakit tidak menular seperti kanker. Anak dengan penyakit kanker umumnya mengalami peningkatan kebutuhan energi dan proteinakibat adanya berbagai komplikasi. Apabila masalah nutrisinya tidak ditangani dengan baik, anak dengan kanker dapat memiliki konsekuensi seperti stunting, peningkatan risiko komplikasi, menurunnya respon dan toleransi terhadap pengobatan, mudah relaps (kambuh) dan menurunnya tingkat kelangsungan hidup.”
Dukungan nutrisi merupakan faktor penting dalam penatalaksanaan pasien penyakit tidak menular pada anak. Tidak hanya untuk mencegah terjadinya malnutrisi, peran status nutrisi juga dapat berdampak baik pada respon terapi, kualitas hidup, hingga biaya pelayanan kesehatan pada salah satu PTM seperti kanker. Bahkan, status gizi normal juga dapat berhubungan dengan angka kesembuhan kanker yang lebih baik. Pada beberapa kasus, salah satu jenis nutrisi yang dapat menjawab pemenuhan nutrisi adalah pangan olahan medis khusus berbentuk cair atau padat yang memiliki kandungan energi serta protein yang tinggi.
Lebih lanjut, dr. Cut menambahkan, “Pemberian asupan nutrisi yang sesuai kebutuhan anak dengan kanker harus diikuti dengan pemantauan secara rutin ke fasilitas kesehatan, terutama bagi pasien anak dengan kanker yang masih dalam masa 1,000 Hari Pertama Kehidupan. Apabila tidak ditangani dengan baik, anak akan terancam stunting yaitu gangguan permanen pada fisik dan kognitif yang disebabkan oleh malnutrisi kronis. Walaupun memiliki penyakit tidak menular, bukan berarti kondisi kognitif anak dapat dinomorduakan.”
Selain mengadakan talkshow edukasi, puluhan karyawan Danone di Indonesia juga berpartisipasi dalam melakukan kegiatan volunteering dalam bentuk pendampingan kegiatan menggambar yang dipandu oleh komunitas Kelas Gambar hingga berpartisipasi dalam kegiatan mendongeng. Terlepas dari penyelenggaraan acara, Danone di Indonesia melalui akun @nutrisibangsa juga membuat konten edukatif terkait kanker pada anak yang mana konten ini juga disebarkan oleh Yayasan Pita Kuning kepada anggota dari komunitas mereka. “Kami berharap seluruh rangkaian edukasi dan kegiatan hiburan oleh karyawan kami mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan orang tua mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi sesuai kebutuhan anak, termasuk anak dengan kanker. Informasi bermanfaat lainnya mengenai informasi tentang nutrisi dan tumbuh kembang, dapat diakses melalui kanal digital Nutrisi untuk Bangsa, yaitu Instagram @NutrisiBangsa, twitter @nutrisi_bangsa, hingga facebook dan microsite Nutrisi Untuk Bangsa.” tutup Desytha.