Jakarta, 14 Desember 2020 – Permasalahan gizi pada remaja di Indonesia terbilang kompleks, padahal mereka adalah calon pemimpin yang akan membentuk masa depan Indonesia. Namun saat ini, Indonesia memiliki tiga beban (triple burden) masalah gizi yaitu gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro. Sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap permasalahan ini, Danone Indonesia meluncurkan program GESID (Generasi Sehat Indonesia) untuk meningkatkan kesadaran remaja usia SMP dan SMA agar hidup lebih sehat melalui edukasi tentang: gizi seimbang, kesehatan reproduksi, serta pembentukan remaja yang berkarakter.
Data Balitbangkes 2015 mencatat 52,5% remaja mengalami defisensi energi berat, di mana mereka mendapatkan kurang dari 70% energi dalam konsumsi makanan hariannya. Di sisi lain, drg. Kartini Rustandi, M. Kes, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan bahwa 1 dari 4 remaja mengalami stunting, sementara 1 dari 7 mengalami kelebihan berat badan. Masalah lain adalah tingginya tingkat kekurangan zat gizi mikro, seperti zat besi yang berdampak pada anemia dengan prevalensi 32% pada usia 15-24 tahun.
“Indonesia membutuhkan remaja yang produktif, kreatif, serta inovatif demi kemajuan bangsa. Hal tersebut hanya dapat dicapai apabila remaja sehat dan berstatus gizi baik. Hal ini juga sejalan dengan salah satu arah kebijakan dan strategi dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, melalui percepatan gizi masyarakat. Karenanya, kami sangat menghargai segala upaya kerjasama multipihak untuk memberikan edukasi gizi bagi remaja Indonesia untuk mendorong perilaku hidup sehat sehingga kebutuhan akan gizi seimbang bisa terpenuhi,” tutur drg. Kartini.
Remaja saat ini adalah calon-calon pemimpin di masa depan. Mereka juga merupakan kunci untuk mendapatkan generasi penerus yang sehat dan cerdas. Untuk membantu remaja memahami kebutuhan gizi untuk perkembangan fisik dan mental Danone Indonesia bekerjasama dengan FEMA IPB menyusun buku panduan GESID (Generasi Sehat Indonesia) yang ditujukan bagi remaja sekolah menengah, tingkat SMP hingga SMA. Buku panduan ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya remaja berkualitas yang dapat membuat pilihan-pilihan cerdas pula.
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia mengatakan, “Sesuai dengan visi One Planet One Health, Danone Indonesia berkomitmen untuk membawa kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat melalui nutrisi dan hidrasi sehat, maupun program berkelanjutan. Untuk itulah kami membangun kolaborasi dengan berbagai pihak dan mengembangkan program GESID sebagai kontribusi kami dalam mendukung Indonesia membangun generasi sehat. Program yang dibangun bersama FEMA IPB ini juga melengkapi upaya edukasi dan program berkelanjutan dari Danone Indonesia bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak yang telah dikelola sebelumnya.”
Dalam merumuskan program GESID, Danone Indonesia telah melalui proses panjang, mulai dari mengadakan Diskusi Kelompok Terarah (FGD) dan lokakarya dengan para pakar dari berbagai kementerian terkait, BKKBN, Forum anak DKI, serta guru dan murid SMP dan SMA. Setelah materi tersusun, dilakukan uji keterbacaan selama dua bulan di 10 sekolah menengah dengan 20 guru pendamping dan 60 orang siswa yang menjadi Duta GESID. Para duta ini lah yang melakukan edukasi bagi teman-teman sekolahnya melalui media sosial. Dari uji keterbacaan ini, ditemukan banyak sekali inovasi kreatif dari para remaja dalam melakukan edukasi peer-to-peer.
Prof. Dr Ir. Sri Anna Marliyati, MSi, Ahli Gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembang Modul “GESID” menegaskan bahwa, “Kondisi kesehatan pada usia remaja memiliki dampak jangka panjang terhadap kualitas hidup seseorang. Buku panduan GESID yang kami susun berbicara mengenai tiga pilar utama bagi para remaja, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab. Ketiga pilar ini tidak hanya mengajarkan tentang komposisi makan yang dapat memenuhi kecukupan gizi para remaja, tetapi juga bagaimana hal itu akan memengaruhi mereka di masa mendatang dan mengajak mereka untuk bertanggung jawab atas diri mereka.”
Lebih lanjut, Prof. Anna menjelaskan tiga pilar yang terdapat dalam buku panduan GESID, yaitu:
Sharla Martiza, siswi SMA yang pernah menjadi pemenang ajang pencarian bakat The Voice Kids 2017, dalam acara ini menuturkan, “Banyak remaja seperti aku yang sering merasa insecure dengan penampilan dan ingin punya tubuh yang lebih ideal. Selama ini, aku mencari tahu mengenai makanan sehat dari internet, tapi kadang ragu apakah yang tertulis di situ sudah benar. Buku ini sangat membantu untuk memahami tentang gizi seimbang dan bagaimana pola makan yang baik. Selain itu, banyak pengetahuan lain yang membantu aku lebih mengenali kondisi tubuhku sebagai remaja. Aku jadi sadar bahwa kita tidak perlu terpaku pada bentuk tubuh tertentu, karena setiap orang berbeda. Yang paling penting adalah kita sehat dan gizi kita tercukupi. Ini yang menurutku penting untuk disampaikan ke teman-teman.”
Danone Indonesia berharap program ini dapat dilakukan di banyak sekolah menengah lain, sehingga akan lahir duta-duta GESID yang membantu lebih banyak remaja untuk memahami dan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang.
Sejak diluncurkannya program “Isi Piringku” oleh Kementerian Kesehatan sebagai upaya untuk menekan angka stunting dan obesitas di Indonesia pada tahun 2017, Danone Indonesia telah berkomitmen untuk terus melakukan edukasi yang dapat mendukung pemahaman yang lebih baik akan pemenuhan gizi anak. Sebelumnya perusahaan telah meluncurkan program Isi Piringku untuk balita dan siswa Sekolah Dasar dan Program GESID ini merupakan kelanjutan dari komitmen perusahaan untuk mengedukasi remaja SMP dan SMA.