Kupang, 12 November 2021- Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang jatuh setiap 12 November diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembangunan kesehatan. Tahun ini, dengan tema 'Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku', Hari Kesehatan Nasional ini mengajak kita untuk memerangi Pandemi COVID-19. Namun, isu Kesehatan lainnya yang ada di masyarakat saat ini haruslah tetap mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, Danone Indonesia bersama Bupati Kupang Korinus Masneno menggelar Workshop dan diskusi untuk Pencegahan Stunting di Aula Kantor Bupati Kupang.
Stunting merupakan isu nasional dan global. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan angka stunting nasional mencapai 30,8%, padahal menurut WHO standar prevalensi stunting harusnya kurang dari 20%. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk turut berkontribusi pada upaya pencegahan stunting di berbagai daerah, termasuk dari pihak pemerintah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat hingga pihak swasta.
Propinsi NTT merupakan salah satu propinsi dengan prevalensi angka stunting tertinggi di Indonesia, kondisi tersebut nampak di Kabupaten Kupang, TTS dan TTU. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi stunting pada anak, diantaranya kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat serta akses pada makanan bernutrisi seimbang dan pola asuh yang kurang memadai, terbatasnya akses air bersih dan kondisi sanitasi serta penerapan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Disamping itu, penerapan pola asuh yang benar dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode emas belum dilakukan dengan baik.
Korinus Masneno, Bupati Kupang menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Danone Indonesia. “Apresiasi kami sampaikan kepada Danone Indonesia dan mitranya JPM yang telah menjalankan program di wilayah kami. Catatan kami menunjukkan bahwa data anak stunting di Kabupaten Kupang bergeser dari 32,74% menjadi 22,34% dari target 21,3 % atau pergeseran sebesar 10,4% . Jumlah anak stunting saat ini 6.674 anak” jelas Bupati.
Bupati menambahkan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari upaya konvergensi yang sudah dilakukan banyak pihak di Kupang.
Health Nutrition Senior Manager Danone Indonesia, Rizki Yusrini Pohan menyampaikan bahwa bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional 2021 ini, Danone Indonesia mengukuhkan komitmennya dalam upaya kolektif pencegahan stunting.” Hal tersebut sesuai dengan visi kami One Planet One Health dimana bumi dan manusia memiliki keterkaitan erat. kami ingin membawa kesehatan melalui makanan dan minuman ke sebanyak mungkin orang di seluruh dunia, untuk itu kami berkolaborasi dengan berbagai pihak memberikan edukasi kepada masyarakat secara berkelanjutan mengenai pola makan yang lebih baik guna menghindari kondisi stunting” jelas Rizki
Program GASING NEKMESE (Generasi Bebas Stunting melalui Nutrisi Edukasi Keluarga Menuju Sehat) di Kupang telah menyelesaikan Fase 2 pada 2021 ini. Danone Indonesia berdampingan dengan Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat (JPM) sebagai mitra untuk menyikapi kondisi tingginya prevalensi angka stunting di Kabupaten Kupang. Fase pertama telah selesai pada 2020 dan direplikasi di 8 desa di Kabupaten Kupang, yaitu Desa Oelbiteno, Desa Nunsaen, Desa Passi, Desa Nonbaun di Kecamatan Fatuleu Tengah; Desa Oesusu dan Desa Fatukona di Kecamatan Takari; Desa Tolnako dan Desa Camplong 2 di Kecamatan Fatuleu.
Yohanis Pakereng, Direktur JPM (Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat) menjelaskan bahwa program ini melibatkan Pemerintah Desa, Puskesmas, Kecamatan, Dinas Kesehatan dan OPD terkait lainnya dengan melaksanakan sejumlah kegiatan yaitu: Pelatihan dan pengembangan kebun gizi dan kolam ikan lele. Budidaya Lele menjadi menarik karena dalam prosesnya kegiatan ini menjadi aktifitas yang bisa menyatukan masyarakat dan bersifat rekreatif. Lele sendiri menjadi alternatif penyedia protein yang bisa di konsumsi untuk melengkapi nutrisi keluarga. Program ini telah membagikan 3.975 bibit lele yang dikembangkan oleh masyarakat pada 42 kolam lele yang tersebar di 8 Desa.
Pilar edukasi menjadi kunci penting, khususnya pada saat pandemi. Program pelatihan dan penguatan kapasitas kader dilakukan secara paralel dengan On The Job Training. Dibentuk juga kelembagaan berupa Kelompok Pendukung Ibu (KPI) yang aktif berbagi pengetahuan tentang PHBS, Gizi dan kearifan lokal mengoptimalkan penyajian makanan khas daerah yang bergizi.
“Kami juga lakukan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bekerjasama dengan Radio Suara Kabupaten Kupang (RSKK), pelatihan pengolahan bahan pangan dan sensitisasi kelompok remaja. “Masih dari sisi edukasi, sarana komunikasi paling efektif untuk menjangkau keluarga di desa adalah dengan Radio. Kami manfaatkan untuk memberikan pesan Kesehatan disana selain melakukan kunjungan dan pelatihan langsung di lokasi”, tutup John.